Senin, 19 Maret 2012

Aku suka berimajinasi

Semesta selalu berusaha memainkan sebuah pola pikir manusia dan perasaan manusia itu sendiri, menarik memang jika permainan yang dimainkan oleh semesta dijadikan sebuah cerita untuk di ceritakan atau mungkin hanya untuk di kenang.

Mendadak aku seperti tersadar setelah sekian lama aku terjebak pada bayangan yang sama, bayangan yang selalu membayangiku untuk berhenti dan berkhayal bagaimana jika aku dan kamu bisa dengan mudah menghabiskan waktu bersama.

Lucu jika aku harus mengingat bagaimana semesta membuatku berusaha begitu keras hanya karena aku melihat sebuah kesempatan untuk menatap matamu secara langsung, bagaimana semesta menyadarkan aku bahwa kamu adalah orang yang sedang membaca tumpukan buku di sudut toko buku saat itu. Bagaimana semesta membuat aku berlari saat kau bilang, kau berada beberapa ratus meter denganku, membuat aku sedikit kebingungan dengan percakapan kita yang semakin dekat namun terus menjauh bahkan bisa hilang begitu saja.

Aku tau bahwa kamu mengingat semua hal kecil yang kita lalui bersama, aku tau bahwa kamu bahkan mengingat beberapa perkataan yang aku ucapkan kepadamu saat itu, aku ingat saat itu kamu menggunakan seragam sekolahmu dulu pada saat kita berjumpa pertama kali di sudut toko buku itu.

Tidak banyak yang aku lakukan beberapa waktu ini, aku hanya duduk diam ditempat dimana kita bertemu pertama kali dan selalu berdoa kita akan secara tidak sengaja bertemu disana. Ya memang, memang pengaruh semesta itu sangat tidak masuk akal sehat manusia, dalam kasus ini mungkin aku memang jatuh cinta, Jatuh cinta sendirian. Tidak diam diam hanya saja sendirian.

Aku ingat dibeberapa pertemuan kita yang terakhir kamu selalu tersenyum,

Aku tidak mengerti kenapa kau tersenyum pada saat itu entah karena memang kau bahagia bisa bertemu denganku, apakah kau memang tertawa karena aku selalu menjadi pria yang lucu didepanmu, atau karena kau melihat aku menghampirimu dengan nafas yang cukup berat karena aku berlari agar bisa bertemu lebih cepat denganmu, atau mungkin memang karena kamu memang murah tersenyum. Hingga saat ini aku masih tidak tau alasan kamu selalu tersenyum.

Aku ingat dari hampir seluruh pertemuan kita tidak ada yang berlangsung lama, aku ingat semua perbincangan kita karena memang aku berusaha menikmati setiap detik waktu yang kuhabiskan bersamamu.

Aku masih tidak tau bagaimana caranya untuk mengakhiri cerita ini, terlalu banyak hal yang sangat menarik untuk di ceritakan, jika kamu membaca tulisan ini aku hanya ingin bertanya satu hal kepadamu….. “Apakah aku memang harus tetap menunggu atau hanya sekedar berkhayal untuk bisa bersamamu?”

P.S: Aku tidak mencintaimu, aku hanya suka berimajinasi

Bagaimana kita melewati waktu bersama :)

“Yang akan selalu berimajinasi untukmu, Aku.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar